Parlemen Setujui Anggaran 2026: Defisit Lebih Tinggi dari Perkiraan
 |
| Parlemen Setujui Anggaran 2026: Defisit Lebih Tinggi dari Perkiraan |
Parlemen Indonesia melalui Komite Anggaran menyetujui postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 dengan beberapa perubahan penting terhadap rancangan awal yang diajukan pemerintah. Salah satu perubahan yang mencuri perhatian adalah kenaikan defisit fiskal dari yang direncanakan sebelumnya.
Angka-Kunci yang Berubah
-
Total belanja pemerintah untuk 2026 disetujui sebesar Rp 3.842,7 triliun, naik sekitar Rp 56,2 triliun dibanding rancangan awal.
-
Defisit fiskal yang diajukan awalnya sekitar 2,48% dari PDB, kemudian disetujui parlemen menjadi 2,68% dari PDB.
-
Pendapatan negara diproyeksikan mencapai Rp 3.153,6 triliun, sedikit lebih tinggi dari rancangan awal.
-
Alokasi dana untuk pemerintah daerah (transfer ke daerah) dinaikkan dari Rp 650 triliun menjadi Rp 693 triliun.
Alasan dan Latar Belakang
-
Pemerintah awalnya mengusulkan defisit 2,48%, namun tekanan dari parlemen dan kebutuhan mendesak di daerah menyebabkan revisi.
-
Salah satu sorotan adalah kekhawatiran bahwa pengurangan dana daerah dapat memicu kenaikan pajak lokal, sehingga parlemen menaikkan alokasi transfer ke daerah untuk menjaga stabilitas sosial.
-
Selain itu, anggaran juga memasukkan program-program prioritas pemerintah baru seperti makan gratis untuk pelajar, serta peningkatan belanja pertahanan yang menjadi bagian dari program kerja presiden Prabowo Subianto.
-
Kepercayaan Pasar dan Investasi
Kenaikan defisit ini diawasi ketat oleh investor sebagai indikator disiplin fiskal pemerintah. Apalagi setelah pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa, yang memicu kekhawatiran akan adanya pelonggaran. -
Pembiayaan Defisit
Dengan defisit yang lebih besar, pemerintah harus mencari cara untuk menutup selisih belanja dan pendapatan. Ini bisa melalui penerbitan obligasi, pinjaman, atau sumber pendapatan non-pajak. -
Tekanan terhadap Pemerintah Daerah
Meskipun alokasi untuk daerah ditingkatkan, ada kekhawatiran bahwa kenaikan belanja pusat dan prioritas nasional bisa membuat daerah tetap kekurangan dalam beberapa program yang sangat bergantung pada dana transfer. -
Pencapaian Target Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah menargetkan pertumbuhan PDB sebesar 5,4% untuk 2026. Defisit yang lebih besar dianggap sebagai upaya untuk mendukung pertumbuhan melalui stimulus fiskal, infrastruktur, dan belanja publik. Namun, apakah ini cukup atau risiko inflasi dan utang menjadi kontraefek, masih menjadi tanda tanya
