BI Kepri gandeng LKBN Antara gelar kelas jurnalistik anti hoaks
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Riau (KPw BI Kepri) menggandeng Perum LKBN Antara untuk menggelar pelatihan jurnalistik bertema anti-hoaks dan peliputan berita ekonomi.
Kegiatan tersebut digelar di Antara Heritage Center dan diikuti oleh anggota humas BI Kepri, perwakilan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kepri, serta wartawan dari berbagai media di Batam.
Asisten Direktur BI Kepri Adik Afrinaldi dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan kapasitas humas dan jurnalis dalam menyampaikan informasi ekonomi yang akurat.
“Semoga kita semua, dari Humas BI Kepri dan media di Batam, dapat belajar bersama dan memperluas cakrawala pengetahuan dalam pemberitaan ekonomi,” ujarnya di Batam, Selasa.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Unit Radar, Viral, dan JACX LKBN Antara Muhammad Arief Iskandar yang menjelaskan tentang pentingnya verifikasi informasi.
Ia menekankan perbedaan antara hoaks, misinformasi, disinformasi, dan berita faktual.
“Hoaks dan disinformasi tidak diverifikasi, keduanya mengandung unsur kesengajaan yang dibuat untuk tujuan tertentu dan kepentingan tertentu, berbeda dengan misinformasi yang tidak disengaja,” kata dia.
Sementara itu, Koordinator Liputan Ekonomi LKBN Antara Indra Arief Pribadi menekankan pentingnya menjaga objektivitas dalam menyampaikan informasi terkait perekonomian.
“Berita ekonomi harus menyampaikan pesan yang dapat dirasakan dan dipahami oleh masyarakat. Tugas pewarta ekonomi adalah untuk melihat data dan mengolahnya agar menarik untuk dibaca,” kata dia.
Ia juga mengingatkan bahwa media wajib tunduk pada Kode Etik Jurnalistik, dengan menjunjung tinggi independensi, akurasi, dan kredibilitas.
Kegiatan ini turut didukung oleh Diskominfo Provinsi Kepri yang diwakili oleh Sekretaris Diskominfo James Simon Pattikawa.
Acara diharapkan menjadi ruang sinergi antara instansi, media, dan pemerintah daerah untuk mendorong informasi akurat di tengah masyarakat, khususnya dalam menghadapi tantangan penyebaran hoaks di lingkup digital.