Gibran Rakabuming: Aksi Politik Terkini dan Respons Publik

Gibran Rakabuming: Aksi Politik Terkini dan Respons Publik

Sejak resmi menjabat Wakil Presiden Republik Indonesia pada Oktober 2024, Gibran Rakabuming Raka tumbuh menjadi figur politik yang tak hanya diam dalam bayang-bayang ayahnya, Presiden Joko Widodo, namun aktif dalam berbagai dinamika nasional. Baru-baru ini, Gibran kembali menjadi sorotan publik karena sejumlah tindakan dan kebijakan baru, serta respons masyarakat di media sosial dan ruang publik.

Gibran lahir 1 Oktober 1987 di Surakarta, Jawa Tengah. Sebelum berkiprah di tingkat nasional, ia pernah menjabat sebagai Wali Kota Surakarta (2021–2024), dan dikenal dengan gaya kepemimpinan yang “merakyat” dan program-program urban. 

Sebagai wakil presiden termuda dalam sejarah Indonesia, ia mendapat mandat untuk mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam kabinet “Merah Putih”. 

Berikut beberapa aksi atau langkah politik terbaru yang memperlihatkan peran Gibran semakin terasa di panggung nasional:

1. Rapat Terbatas bersama Presiden & Menteri
   Gibran bersama Presiden Prabowo menggelar rapat tertutup dengan sejumlah menteri di kediaman Presiden di Kertanegara, Jakarta Selatan pada malam 12 Oktober 2025. Rapat tersebut diperkirakan membahas isu-isu strategis pemerintahan dan agenda kabinet ke depan. 
   Meski tidak berbicara banyak kepada media saat keluar dari lokasi, kehadiran Gibran dalam rapat malam menjadikannya bagian aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan.

2. Respon atas Kunjungan ke Makam & Interaksi Publik
   Sebelumnya, Gibran merespons santai kunjungan mantan Menteri Roy Suryo dan Dokter Tifa ke makam keluarganya di Karanganyar. Ia mengucapkan terima kasih atas ziarah tersebut dan menepis adanya maksud politik di balik kunjungan. 

3. Diskusi Publik & Kontroversi Potensial
   Beberapa pengamat politik memperingatkan bahwa kemunculan Gibran sebagai figur nasional bisa memicu polarisasi baru, terutama karena latar belakangnya sebagai tokoh muda dengan koneksi kekinian. 

   Selain itu, muncul tuduhan bahwa terdapat upaya “adu domba” antara Gibran, Presiden Prabowo, dan mantan Presiden Jokowi dalam dinamika politik dalam negeri. PSI bahkan menyebut ada pihak yang mencoba memanfaatkan narasi tersebut. 

Respons Publik & Kritik Masyarakat

• Di media sosial, Gibran kerap menjadi sorotan, baik dari pendukung maupun pengkritik. Netizen memantau setiap langkahnya — mulai dari kehadiran di rapat, pernyataan publik, hingga aktivitas simbolik di daerah-daerah.

• Beberapa suara menyoroti bahwa meskipun Gibran aktif, kebijakan konkret atau gebrakan besar belum terlihat secara jelas. Masyarakat berharap langkah-langkahnya tak sekadar simbol, tetapi membawa perubahan nyata ke lapisan bawah.

• Kelompok pengamat politik menyebut bahwa Gibran harus berhati-hati agar aksi politiknya tidak menimbulkan persepsi nepotisme atau dominasi dinasti, terutama karena statusnya sebagai anak presiden. 

Tantangan & Peluang ke Depan

• Menjaga keseimbangan peran
  Gibran perlu menegaskan identitasnya sebagai wakil rakyat sekaligus pelaksana pemerintahan, tidak hanya sebagai pemilik nama besar.

• Aksi di wilayah strategis
  Banyak yang menanti bagaimana Gibran akan bergerak di bidang seperti pembangunan daerah terpencil, kesejahteraan rakyat, atau program pembangunan khusus, agar tidak terlihat pasif.

• Komunikasi publik & transparansi
  Untuk meredam kritik, langkah-langkahnya perlu disertai komunikasi yang terbuka agar masyarakat memahami niat dan substansi kebijakan yang diambil.