Rayyan Arkan Dikha Viral Global Lewat ‘Aura Farming’, Bocah Indonesia Jadi Ikon Budaya
Rayyan Arkan Dikha Viral Global Lewat ‘Aura Farming’, Bocah Indonesia Jadi Ikon Budaya |
Dunia maya kembali digemparkan oleh kehadiran seorang bocah asal Indonesia yang mendadak viral secara global. Adalah Rayyan Arkan Dikha, anak berusia 11 tahun dari Yogyakarta, yang kini menjadi sorotan internasional lewat fenomena unik bernama ‘Aura Farming’, sebuah konsep ekspresi diri dan energi positif yang diyakini mampu memengaruhi suasana sosial di sekitarnya.
Semua bermula dari sebuah video sederhana yang diunggah ke TikTok oleh pamannya, memperlihatkan Rayyan berdiri di tengah sawah sambil mengucapkan mantra buatan sendiri dengan penuh semangat: “Tarik aura! Tebar berkah! Panen energi!”. Dengan ekspresi polos dan penuh percaya diri, video tersebut menuai jutaan views dalam waktu kurang dari 48 jam.
Tanpa disangka, istilah ‘Aura Farming’—yang awalnya hanya guyonan internal keluarga—mendadak menjadi tren. Netizen dari berbagai negara mulai menirukan gaya Rayyan, membuat video serupa di ladang, taman, hingga sudut kota metropolitan, mengangkat tangan dan menyebar “aura positif” dengan versi mereka sendiri.
Menjadi Ikon Budaya Baru
Tidak berhenti sebagai tren media sosial, Rayyan mulai diundang ke berbagai acara budaya digital internasional. Dalam sebuah wawancara dengan kanal berita Jepang, ia ditasbihkan sebagai “ikon energi anak-anak global”, menyatukan spiritualitas lokal dengan semangat era digital.
“Rayyan adalah contoh bagaimana budaya lokal Indonesia bisa meluas ke kancah global tanpa harus kehilangan keasliannya,” ujar Dr. Mei Lin, peneliti budaya digital dari Universitas Kyoto. “Konsep Aura Farming sebenarnya adalah bentuk metafora dari harmoni manusia dengan alam, dikemas secara polos namun jujur oleh seorang anak.”
Dampak Nyata di Dunia Nyata
Popularitas Rayyan bahkan mendorong beberapa sekolah di Asia Tenggara untuk mengadakan ‘Hari Aura Positif’, di mana siswa diajak berlatih mengekspresikan energi baik kepada sesama dan lingkungan, terinspirasi dari gaya Rayyan.
Pemerintah daerah setempat pun tak tinggal diam. Desa tempat Rayyan tinggal kini dikembangkan sebagai desa wisata digital-budaya, menggabungkan praktik pertanian tradisional dengan storytelling interaktif berbasis teknologi.
Pesan dari Rayyan
Saat diwawancara oleh media lokal, Rayyan dengan polos mengatakan, “Aku cuma mau orang-orang bahagia aja. Aura itu kayak cahaya, bisa saling nyala kalau dikasih dari hati.”
Sebuah pernyataan sederhana yang justru menggambarkan mengapa dunia jatuh cinta padanya.